[Teen Top Lovefool Series] Changjo


changjo sbuk

Songwriter: miichan | Artist(s): Teen Top’s Changjo; OC Han Yerin | Genre: Fluff | Rating: T | Duration: Album

Teen Top Lovefool Series
Chunji’s : Foundation | Changjo’s : Sibuk

Changjo menutup mulutnya yang menguap lebar dengan tangan kiri, sedangkan tangan kanannya terus mendorong troli belanjaan mengikuti langkah gadis di depannya. Ia akan berhenti jika gadis itu berhenti, dan menyesuaikan kecepatannya dengan kecepatan langkah gadis itu, berusaha sebaik mungkin untuk tidak menabraknya, dan menjaga agar gadis itu tetap dalam jarak jangkauannya.

Yerin berjalan terus ke dalam supermarket, melewati bagian makanan ringan, terus menembus bagian keperluan rumah tangga, dengan tujuan akhir bagian di mana rak-rak berisi berbagai merk detergent. Langkahnya pasti, sepertinya sudah sangat hapal seluk-beluk supermarket itu. Selama berjalan, Yerin tidak berhenti bicara.

“Aku tidak mengerti kenapa kau bisa tahan melihat pakaian kotor menumpuk? Apa susahnya, sih, beli detergent? Atau kalau sebegitu malasnya untuk cuci baju sendiri, kau kan bisa pergi ke laundry. Aku pusing masuk apartemenmu! Seperti masuk ke dalam loker Flying Dutchman, tahu!”

“Memangnya Noona pernah masuk ke dalam loker Flying Dutchman?”

Yerin sepertinya tidak mendengar kalimat retoris yang dilontarkan Changjo karena lebih terfokus pada jajaran detergent di hadapannya. Ia mengambil satu yang berukuran paling besar dan menaruh-nyaris-melemparkan ke dalam troli. Yerin kembali berjalan memburu rak pelembut pakaian.

“Berapa hari kau tidak cuci baju? Seminggu? Dua minggu? Aku curiga lemari bajumu kosong karena pakaian bersihnya sudah terpakai semua.” Yerin tiba-tiba berhenti, membuat Changjo nyaris menabraknya jika tidak memiliki refleks yang bagus. Gadis yang dua tahun lebih tua dari Changjo itu berbalik dan berkacak pinggang sembari mengacungkan telunjuk kanannya di depan hidung Changjo.

Changjo menaikkan sebelah alisnya. “Apa?”

Telunjuk Yerin beserta tatapan matanya turun ke dada Changjo. “Jangan-jangan kau belum ganti baju berhari-hari karena belum cuci baju?!”

Changjo mendengus. Ia lalu mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi. “Tidak seburuk itu. Aku masih punya baju bersih. Sini cium sendiri kalau tidak percaya.”

Hidung Yerin berkerut. “Ew!” segera ia berbalik dan mengalihkan perhatiannya pada jajaran softener di rak. Yerin memilih satu, menaruhnya dalam troli. Gadis itu kemudian membuka kunci ponselnya dan membuka aplikasi catatan, di mana ia mencatat semua yang harus dibeli hari ini.

“Sabun mandi, shampoo—Changster, sabun mandimu habis juga, kau mandi tanpa sabun? Ih jorok!”

Mendengar itu Changjo memutar bolamatanya.

“Kau biasanya pakai sabun apa? Pinus, lemon, atau mint?” Yerin mengacungkan tiga botol sabun cair berbeda warna untuk Changjo pilih.

Alih-alih menjawab, Changjo menggedikkan bahunya dan balik bertanya. “Noona suka yang mana?”

“Kok aku?”

“Karena Noona suka memelukku jadi terserah Noona mau—”

Sebelum Changjo menyelesaikan ucapannya, Yerin melempar—kali ini benar-benar melemparkan—ketiga botol sabun mandi di tangannya ke dalam troli. Gadis itu segera berbalik dan memburu rak produk pembersih rambut tanpa repot-repot mendengarkan kelanjutan kalimat Changjo. Orang-orang yang tanpa sengaja berpapasan dengannya dan melihat wajahnya pasti akan mengira jika Yerin sedang demam, karena warna wajahnya bisa disamakan dengan kulit udang rebus.

“Percaya diri sekali! Siapa yang suka memeluk bocah menyebalkan dan jorok seperti dirinya?!”

Changjo mengulum senyumnya melihat tingkah Yerin. Ia tidak bicara apa-apa lagi selama berbelanja. Ia menahan diri untuk tidak lagi menggoda gadis itu dan membiarkan Yerin mengoceh sendiri tentang harga yang naik, tentang komposisi dari produk yang akan dibelinya, tentang apa saja yang dibutuhkan Changjo, tentang tidak teraturnya hidup Changjo, tentang member idol-group yang berkencan, tentang putera menteri Pertahan Negara yang kecelakaan, tentang tetangganya yang baru melahirkan, tentang … ah Changjo tidak bisa ingat semuanya. Changjo hanya bisa ingat jika ia terus mengikuti Yerin kemana pun kaki kurus dan pendeknya melangkah, memastikan gadis itu tidak tersandung atau menabrak anak kecil yang berlari-lari, sesekali akan menjawab jika Yerin menanyakan pendapatnya, dan tentu saja sambil mendorong troli yang semakin penuh saja.

Detergent, sabun mandi, shampoo, pasta gigi, buah, sayur, sosis, telur, keju, roti, selai, sereal, susu, vitamin C, ramen, kimchi … oke, semua sudah. Ada lagi yang kaubutuhkan, Changster?”

“Hmm … cemilan?”

“Oh! Benar!” Yerin menjetikkan jarinya. “Ke arah sini!” dengan semangat ia kembali memimpin langkah menuju tempat di mana berbagai macam snack di pajang.

Popcorn, cheese-stick, potato chips, Pepero—ah aku lebih suka Pocky. Pocky, Pocky, Pocky …” Yerin berjingkat untuk meraih box cemilan berbentuk stik berlumur cokelat itu, tapi tubuhnya yang tumbuh hanya sampai satu setengah meter itu menyulitkannya. “Yah! Changjo! Kau tidak mau membantuku, huh?”

Changjo hanya tersenyum tanpa bergerak satu inci pun dari tempatnya berdiri. Jelas sekali jika remaja sembilan belas tahun itu menikmati pemandangan di mana Yerin berjingkat-jingkat seperti anak kecil demi mendapatkan sekotak cemilan kesukaannya. Itu menjadi hiburan tersendiri baginya.

Menyadari Changjo tidak memiliki niatan untuk menolongnya, Yerin menggeretakkan giginya. Gadis itu mulai melompat-lompat untuk mendapatkan Pocky-nya sembari menggerutu, yang justru mengundang senyum yang lebih lebar lagi di wajah Changjo. Namun senyum itu tidak bertahan lama karena dari sudut matanya Changjo menemukan jika bukan hanya dirinya yang menonton aksi Noona kesayangannya itu melompat-lompat. Dua orang remaja lelaki seusianya tengah memilih cemilan ikut memperhatikan kelakuan Yerin, yang kemudian Changjo sadari jika mereka tidak hanya memperhatikan tingkah Yerin tapi juga ke bagian di mana rok Yerin yang di atas lutut itu akan terangkat setiap kali ia melompat.

Detik berikutnya Changjo sudah berada di samping Yerin, menghalangi pandangan dua remaja lelaki itu. Sebelah tangannya terulur untuk mengambil box Pocky, sedang tangannya yang lain melingkari pinggang ramping Yerin. Di saat yang sama, matanya terang-terangan memelototi dua anak lelaki itu, mengirimkan pesan ‘Jangan macam-macam dengan matamu! Apalagi pada pacarku!’.

“Pahlawan kesiangan!” sindir Yerin sembari merebut dua box cemilan kesukaannya dari tangan Changjo. Jelas jika gadis itu tidak menyadari apa yang tengah terjadi.

“Jangan pernah melompat-lompat jika sedang memakai rok! Ah, tidak! Jangan pernah pakai rok pendek seperti ini lagi!”

Dahi Yerin berkerut melihat ekspresi wajah Changjo yang berubah drastis dan auranya berubah mengintimidasi. “O … ke?”

Masih dengan tangan kanan yang melingkari pinggan Yerin, Changjo membawa troli menuju kasir. Sekali lagi memelototi kedua pemuda yang sudah berani melirik pacarnya ketika melewati mereka. Jika pandangan bisa membunuh, jelas kedua laki-laki itu sudah terkapar tak berdaya dan berlumuran darah karena tajamnya tatapan Changjo.

“Eung, Changjo ….” Yerin akhirnya menyadari letak tangan Changjo. “Tanganmu, tolong ….” Bisiknya memohon agar anak itu melepaskan rangkulannya yang tidak diacuhkan sama sekali.

“Changjo … tanganmu …” lagi, Yerin memperingatkan. Ia sendiri berusaha melepaskan diri karena orang-orang kini mulai memperhatikan mereka berdua. Yerin tidak suka jadi pusat perhatian, dan terlebih lagi, Yerin tidak suka pamer kemesraan di depan banyak orang.

Yah! Singkirkan tanganmu!” kesabaran Yerin sudah habis begitu sampai di kasir dan Changjo masih belum melepaskan tangannya.

“Tidak bisa. Aku sibuk.”

“Sibuk?! Sibuk kepalamu! Lepaskan aku!”

Changjo memejamkan matanya sebentar, menghela napas dalam-dalam dan membuangnya dengan perlahan, lalu menatap lurus-lurus sepasang mata Yerin. “Aku serius. Aku sibuk, Noona. Sibuk menjagamu tetap jadi milikku.”
.
.
.
Cough, cough. Itu suara kasir yang tersedak karena mendengar ucapan Changjo. Sedangkan Yerin untuk sesaat menganga dengan tidak elit sekali.
.
.
.
NOONA! RAMBUTKU! YAK! JANGAN JAMBAK AKU! YAK! NOONA~!”

Hallo, maaf sekali baru muncul lagi. Aku dilanda kemalasan yg luar biasa belakangan ini. Dan sedang mencoba menulis kembali. Semoga yg ini nggak jelek-jelek banget.
Jadi,bisa tolong kasih tau aku, Nggak suka atau Suka sama ceritaku yg ini?
Makasih 🙂

9 thoughts on “[Teen Top Lovefool Series] Changjo

  1. Akhirnya ini ada jugaaa, aku nungguin loh kak :”)) tapi ini aku suka banget. Tingkah Yeri yang polos dan kekanalan ith….. pls kok aku banget/?/ Dan Changjo yaampun kok kamu sosweet gitu sih. Bagian favoritku itu pas bagian akhir, Changjo ((mungkin)) ngegombal dan hasilnya dapat jambakan xDDD pls….. gakuat ngebayangin itu maknae x))

    Terimakasih kak untuk cerita yg sukses buat aku tersenyum dan tertawa bahagia di pagi yg penuh kebimbangan ini/uyeah. Series lain ku tunggu ❤

      1. Iya kak ini akuu, duh senangnya kakak masih mengenal identitas ku hehe. Sebenernya itu bukan bangun tidur sih hehe, sama-sama kaak :3

  2. MEEEEIIIIII~~~!!! ciee ciee Mei kambek. ^^
    Eniwei aku boleh tanya? Si Changjo ini anak siapa sih? XD boleh kubawa pulang ngga, kujadiin satu di brankas buat nemenin key, gongchan ama changmin? gombalnya ngga nahan! ini aku nyengir-nyengir sendiri bacanya. wkwkwk XD

    seperti biasa mei, deskripsi setting-nya real banget. 😀 suasana pasar swalayannya nyata, tapi ngga sedikitpun terasa ngebosenin untuk dibaca.

    akuuu sukkaaaaaaa FF nyaaa!! (tuh, aku jawab) hehe
    abis ini member teen top nya siapa lagi mei? 😀 spoiler dong~ aku menanti~ ^^

    1. iyaaa aku kambeek~ lol XD
      changjo anak emak sama bapaknya lah ._. wkwkwk

      makasih ya iin~ aku jg ga tau siapa member selanjutnya yg bakal kubikin.. hhaha tp yg pasti kutaro l.joe di akhir XD
      btw, udah kenal teen top ya sekarang? kkkkk

      1. sebenernya baru sampe tahap tau nama-namanya doang mei~~ hahahha *gabruk
        XDD

        eh atuh kenapa L.joe di akhir? salah apa dia sama kamu, mei? ._.

Song Review